Rabu, 09 September 2015

WEJANGAN ASY-SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAILANI

Asy Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani berkata : Jangan engkau sekali-kali kagum (bangga) dengan amal-amalmu (banyak beramal), karena sesungguhnya hal itu akan merusak dan menghapus amal itu sendiri. Siapa berpandangan bahwa ia bisa melakukan sebuah amal semata-mata karena adanya bimbingin Allah, maka ia tidak akan kagum (bangga) dengan amal-amalnya.


Asy Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani berkata : Jika engkau ingin bahwa tidak tersisa di hadapanmu pintu yang tertutup dan semua terbuka lebar untukmu, maka bertakwalah kepada Allah, karena ia merupakan kunci dari setiap pintu.

Allah swt. berfirman :

و من يتق الله يجعل له مخرجا و يرزقه من حيث لا يحتسب

wa man yattaqillaaha yaj'al lahu makhrojan. Wayarzuqhu min haitsu laa yahtasibu.

Artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Dia akan menjadikan baginya jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. (Ath-Thalaq : 2-3)

Asy Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani ra. berkata : Allah Ta'ala adalah Dzat yang semestinya ditakuti adzab-Nya dan diharapkan rahmat-Nya, walaupun seandainya Dia tidak menciptakan surga dan neraka. Taatilah Allah untuk mengharap rahmat-Nya.

Mengapa kalian tidak menaati dan menakuti hukuman-Nya? Taat kepada-Nya yaitu mengerjakan segala yang diperintahnya dan menjauhi semua yang dilarang-Nya serta menerima segala ketentuan-Nya.

Bertaubatlah kepada-Nya dan menangislah sejadi-jadinya di hadapan-Nya. Tunduklah kepada-Nya dengan linangan air matamu dan menghadirkan kekhusyuan hatimu.

Menangis itu ibadah, itulah puncak ketundukan dan kerendahan diri di hadapan-Nya.

Jika engkau meninggal dalam keadaan bertobat, disertai niat yang lurus dan amal-amal yang bersih maka Allah akan mengampuni dosa-dosamu.

Asy Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani berkata : Biasakanlah mendengarkan nasihat kebaikan, karena sesungguhnya hati jika terlampau lama tidak mendengar nasihat, ia akan menjadi berkarat dan buta.

Jangan memandang enteng ungkapan penuh hikmah yang keluar dari mulut  para ulama, karena ia merupakan intisari dan buah dari wahyu Allah Ta'ala.

Asy Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani ra. berkata : Siapa yang tidak mengamalkan ilmunya maka ia disebut sebagai orang bodoh, walaupun ia sempurna dalam menghafal dan baik dalam memahami makna-maknanya.

Jika engkau belajar ilmu tapi tidak mengamalkan maka itu akan mengantarkanmu menjadi makhluk yang rendah. Sebaliknya, jika engkau belajar ilmu untuk diamalkan maka itu menjadi jalan bagimu untuk mulia di hadapan Allah.

Amal yang disertai ilmu akan mengantarkan dirimu menjadi seorang alim yang ditinggikan karena ilmunya, engkau tidak akan pantas disebut sebagai pengikut Rosululloh sebelum engkau mengamalkan apa yang diucapkannya.

0 komentar:

Posting Komentar